Mengenal Cara Orangtua di Jepang Menanamkan Kedisiplinan pada Anak
Jepang merupakan salah satu wilayah negara dengan kategori negara maju, kenapa dikatakan sebagai negara sudah maju sebab Jepang merupakan salah satu negara yang sudah memahami dalam hal kaitannya dengan penguasaan ilmu pengetahuan umum terutama dalam bidang teknologi. Bagaimanapun peranan teknologi menjadi salah satu tolak ukur pada tahap perkembangan kebudayaan dan peradaban suatu bangsa di dunia.
Sebagaimana yang tertulis dalam sejarah dunia, bahwa negara Jepang pernah terpuruk akibat dua kotanya hancur lebur yakni kota Hirosima dan Nagasaki yang pernah di bom Atom oleh sekutu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 dalam perang dunia ke-2 yang telah menewaskan ribuan rakyatnya.
Akibat terjadinya peristiwa tersebut, tidak menjadikan rakyat Jepang terpuruk berkepanjangan, bangsa Jepang kembali bangkit dan membangun kembali negaranya bahkan mengungguli perkembangan dan kemajuan negara-negara yang ada disekitarnya, termasuk Indonesia. Sampai sekarang ini, Jepang adalah satu pengimpor barang elektronik terbesar ke Indonesia.
Sebagai pembelajaran, sangat perlu kiranya mengetahui bagaimana sebenarnya pola pendidikan di Jepang dan cara orangtua dalam menanamkan kedisiplinan pada anak. Bagaimana sebenarnya pola pendidikan yang ada di Jepang tersebut? Berikut pembahasannya yang kami rangkum dari berbagai sumber.
Pendidikan di Jepang
Proses pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan moral di rumah, dan pendidikan masyarakat atau pendidikan seumur hidup. Wajib belajar pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk penduduk yang berusia 6 tahun hingga 15 tahun.Penduduk terdaftar yang memiliki anak usia wajib belajar akan menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke sekolah. Sebagian besar lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas.
Sekolah negeri atau sekolah umum diselenggarakan oleh pemerintah prefektur yakni wilayah kekuasaan mandiri atau oleh pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri dikelola pemerintah kota.
Sekolah negeri atau sekolah umum diselenggarakan oleh pemerintah prefektur yakni wilayah kekuasaan mandiri atau oleh pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri dikelola pemerintah kota.
Sebagian besar sekolah menengah atas dikelola oleh pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota. Sekolah swasta diselenggarakan oleh badan hukum.
Struktur Pendidikan di Jepang
Berbeda dengan di Indonesia, tahun ajaran baru dimulai bulan April. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dari Senin hingga Jumat untuk sekolah negeri. Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 caturwulan yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang.Lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada. Di Hokkaido dan tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih pendek.
Pendidikan anak usia dini memang tidak termasuk dalam pendidikan yang diwajibkan, tetapi pemerintah Jepang menyediakan sekolah TK atau yangg disebut dengan Youchien. Selain itu juga ada Hoikuen atau day care. Perbedaan antara Youchien dan Hoikuen hanya terletak pada jam belajarnya.
Pendidikan anak usia dini memang tidak termasuk dalam pendidikan yang diwajibkan, tetapi pemerintah Jepang menyediakan sekolah TK atau yangg disebut dengan Youchien. Selain itu juga ada Hoikuen atau day care. Perbedaan antara Youchien dan Hoikuen hanya terletak pada jam belajarnya.
Youchien hanya dari pukul 8:50-13:30, sedangkan Hoikuen dimulai sejak pukul 07:00-19:00. Hoikuen memang diperuntukkan untuk anak-anak yang orang tuanya bekerja dan tidak ada yang bisa menjaganya. Oleh karena itu, salah satu syarat mendaftarkan ke sekolah ini adalah surat keterangan bahwa kedua orang tua bekerja.
Jenjang Usia Pendidikan Formal di Jepang
Usia 6 sampai 11 tahun adalah : Sekolah dasar/ SD
Usia 12 sampai 14 tahun adalah : Sekolah menengah pertama/ SMP
Usia 15 sampai dengan 17 tahun adalah : Sekolah menengah atas/ SMA
Usia 18 sampai dengan 21 tahun adalah : Universitas
Dalam pola pendidikan dasarnya, orang Jepang terutama para orangtua sangat berperan aktif dalam membimbing dalam masa perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya dirumah dan keluarga dan tidak mengandalkan hanya pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah.
Dalam pola pendidikan dasarnya, orang Jepang terutama para orangtua sangat berperan aktif dalam membimbing dalam masa perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya dirumah dan keluarga dan tidak mengandalkan hanya pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah.
Secara umum, bahwa keberhasilan dalam proses pembelajaran terhadap anak didik terletak terutama pada tertanamnya tingkat kedisiplinan yang terpatri dalam jiwa anak itu sendiri.
Cara Orang Jepang Menanamkan Kedisiplinan
1. Memperkuat hubungan antara Ibu dan anak
2. Membangun hubungan yang erat dengan keluarga
3. Memperlakukan semua orang setara
4. Orangtua menjadi role model anak-anaknya
5. Mengajarkan kepada anak untuk menghargai dan peduli perasaan orang lain
Cara lainnya:
1. Nasihati anak secara pribadi
2. Hukum perilaku anak, bukan anaknya
3. Membiasakan anak untuk berkelakuan baik
4. Membangun hubungan erat antara orangtua anak
5. Orangtua menjadi panutan yang baik untuk anak
6. Menanamkan sifat saling menghargai
7. Orangtua menghargai emosi anak
2. Membangun hubungan yang erat dengan keluarga
3. Memperlakukan semua orang setara
4. Orangtua menjadi role model anak-anaknya
5. Mengajarkan kepada anak untuk menghargai dan peduli perasaan orang lain
Cara lainnya:
1. Nasihati anak secara pribadi
2. Hukum perilaku anak, bukan anaknya
3. Membiasakan anak untuk berkelakuan baik
4. Membangun hubungan erat antara orangtua anak
5. Orangtua menjadi panutan yang baik untuk anak
6. Menanamkan sifat saling menghargai
7. Orangtua menghargai emosi anak
Cara-cara orangtua di Jepang dalam menanamkan kedisiplinan pada anak-anak seperti yang tersebut di atas tampak sekilas sederhana dan bisa diperankan oleh orangtua manapun, namun pada kenyataannya masih jarang atau bahkan tidak pernah bisa dilakukan oleh para orangtua lainnya dikarenakan berbagai sebab.
Ada baiknya juga jika hal ini dilakukan oleh seorang pendidik yang ada di sekolah, karena yang namanya sekolah merupakan tangan kedua dari orangtua siswa. Sebagaimana halnya ada sebutan walikelas yang berfungsi sebagai penilai utama dari semua penilaian yang diraih oleh siswa yang mencakup penilaian sikap, spiritual, absensi, pengetahuan dan keterampilan siswa dan lain-lain.
Sudut Pandang
Proses pendidikan sangatlah panjang dan lembaga pendidikan yang ada seperti sekolah-sekolah yang didirikan tidaklah dapat menjamin kesuksesan untuk setiap peserta didiknya, sebab hal ini juga tergantung pada latar belakang siswa, minat dan cita-cita siswa dan juga sebesar apa daya dorong yang diberikan kepada diri siswa itu sendiri.
Bagaimanapun proses pendidikan awal harus terjadi dalam lingkungan keluarga terutama antara anak, ayah dan ibu. Adapun sekolah hanyalah sebagai salah satu sarana lembaga yang dianggap formal yang tidak akan sepenuhnya dapat memiliki waktu untuk terus menerus dalam membimbing dan mengajar bagi peserta didik sebab adanya keterbatasan waktu.
Sekolah hanya memberikan legalitas formal ketuntasan belajar seperti memberikan buku raport dan Izajah sebagai tanda bukti ketuntasan dalam pembelajaran peserta didik. Sesungguhnya waktu pembelajaran yang paling banyak terjadi dalam lingkungan keluarga, sebab dari sanalah semua pokok kehidupan sosial kemasyarakatan akan terbentuk.
Proses pendidikan awal pada anak yang terjadi untuk pertamakalinya seperti bagaimana mengenalkan adab sopan santun dan etika dengan sesama pertama kalinya diperkenalkan didalam lingkungan keluarganya dan hal ini jarang dipelajari bahkan tidak diajarkan disekolah kecuali sekolah khusus agama.
Seperti maraknya terjadi tindakan pembullyan dan tawuran antar pelajar, bahwa mungkin mereka sebelumnya belum mengenal tentang arti persahabatan tentang pentingnya pertemanan dengan sesama manusia untuk kemudian melakukan kompetisi dan persaingan dalam kehidupan manusia secara sehat.
Penutup
Maka dari sini nampak jelas bahwa orangtualah yang punya peranan penting dan pokok terhadap tangggungjawabnya sebagai pendidik pertamakalinya untuk membangun perkembangan dan pertumbuhan anak dalam persiapan menghadapi masa depan anak.
Demikian bahasan singkat tentang mengenal cara orangtua di Jepang menanamkan kedisiplinan pada anak semoga berfaidah. Wallaahu a'lam
Post a Comment for "Mengenal Cara Orangtua di Jepang Menanamkan Kedisiplinan pada Anak "