Kondisi Ekonomi Masyarakat Arab Sebelum Islam
Sejak pertama kalinya keluarga Nabi Ibrahim alaihissalam beserta istri dan anaknya (Siti Hajar dan Ismail) menginjakkan kakinya di tanah Haram Makkah, Allah swt sudah memberikan keistimewaan tentang tanah Haram tersebut, yakni dengan keluarnya air dari dalam tanah saat Nabi Ismail membutuhkan minum.
Mekkah terkenal dengan Air Zam-zamnya dan sampai saat ini sumber air yang bernama Zam-Zam tersebut belum pernah surut meskipun di ambil oleh orang dari seluruh dunia, apalagi pada saat musim haji tiba akan menjadi sebuah oleh-oleh yang khas ketika jama'ah haji pulang ke kampung halamannya sambil membawa air tersebut.
Tanah Arab Mekkah meskipun memiliki cuaca panas dan dingin serta tandus, namun kekayaan alamnya mampu mengalahkan negara-negara hijau yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Kenapa terjadi demikian? Wallaahu a'lam.
Kondisi ekonomi masyarakat Arab sebelum Islam kembali bersinar menyinari kegelapan dalam keyakinan dan kebenaran, saat itu bangsa Arab Mekkah memiliki 3 (tiga) mata pencaharian yang umum di lakukan yaitu bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan.
1. Peternakan
Peternakan menjadi sumber kehidupan bagi Arab badui. Mereka berpindah-pindah menggiring ternaknya ke daerah yang sedang musim hujan atau ke pandang rumput. Mereka mengonsumsi daging dan susu dari ternaknya.
Serta membuat pakaian dan kemanya dari bulu domba. Jika telah terpenuhi kebutuhannya, mereka menjualnya kepada orang lain. Orang kaya dikalangan mereka terlihat dari banyaknya hewan yang dimiliki.
Selain Arab Badui, sebagian masyarakat perkotaan yang menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala ternak milik sendiri, ada juga yang mengembala ternak orang lain. Seperti Nabi Muhammad saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau seorang pengembala kambing. Begitu juga Umar bin Khathab, Ibnu Mas’ud dan lain.
2. Pertanian
Adapun masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian. Selain pertanian, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencaharian. Khususnya, penduduk Mekkah, mereka memiliki pusat perniagaan istimewa.
Penduduk Mekkah memiliki kedudukan tersendiri dalam pandangan orang-orang Arab, yaitu mereka penduduk negeri Haram (Mekkah). Orang-orang Arab lain tidak akan mengganggu mereka, juga tidak akan mengganggu perniagaan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menganugrahkan hal itu kepada mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Qs. Al 'Ankabut ayat 67.
Artinya : Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah? (Qs. al 'Ankabut ayat 67)
3. Perdagangan
Suku Quraisy merupakan penduduk Arab Mekkah yang memegang peranan dalam perniagaan di Jazirah Arab. Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang Yaman yang pindah ke Mekkah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan.
Selain itu, kota Makkah memiliki Ka’bah sebagai tempat orang-orang di jazirah Arab melaksanakan haji. Mereka datang untuk melaksanakan haji setiap tahun.
Kebiasaan orang-orang Quraisy mengadakan perjalanan perdagangannya ke daerah-daerah lain. Allah swt mengabadikan perjalanan dagang mereka sebagai perjalanan dagang yang sangat terkenal, yaitu perjalanan musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya perjalanan dagang musim panas ke Syam.
Allah swt berfirman dalam Qs. Quraisy ayat : 1-4
لإِيلاَفِ قُرَيْشٍ {1} إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ {2} فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ {3}
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ {4}
Artinya : 1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, 2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). 4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Quraisy: 1-4)
Orang-orang Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz. Fungsi pusat perdagangan bukan hanya sebagai tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator. Mereka saling menguji kemampuan.
Hal ini menggambarkan bahwa konsep pasar tidak sekedar sebagai pusat perdagangan, tetapi juga menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transaksi-transaksi global. Dan Bahasa Arab orang-orang Quraisy pada saat itu menjadi bahasa yang paling mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya perbendaharaan kata dan maknanya.
Pada saat transaksi ekonomi, praktik transaksi riba sudah merata di jazirah Arab. Termasuk Mekkah sebagai pusat sudah terpengaruhi sistem riba. Hal ini bisa terjadi karena mempelajari dari sistem perdagangan yang dilakukan oleh bangsa lain.
Adapun alat transportasi yang mereka andalkan pada saat itu ialah hewan onta, yang sudah dianggap sebagai perahunya padang pasir. Onta merupakan kendaraan yang menakjubkan. Onta memiliki kekuatan yang tangguh, mampu menahan haus dan mampu menempuh perjalanan yang sangat jauh.
Hewan onta-onta ini pergi membawa barang dagangan dari satu negeri ke negeri lainnya, dan kemudian kembali lagi dengan membawa produk-produk dari negeri tempat berniaga.
Post a Comment for "Kondisi Ekonomi Masyarakat Arab Sebelum Islam"