Kisah Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Proses terjadinya peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa agung yang terjadi dalam dua tahap, yaitu: Isra (perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem) dan Mikraj (naik ke langit hingga Sidratul Muntaha).
 

Peristiwa ini terjadi hanya dalam satu malam dan diyakini sebagai mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah penjelasan detail tentang proses Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW berdasarkan riwayat-riwayat yang sahih.

1. Isra' : Perjalanan dari Mekkah ke Yerusalem
  • Waktu terjadi: Peristiwa ini terjadi pada malam hari, sekitar tahun 621 M, setahun sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
  • Tempat mulai: Nabi Muhammad SAW berada di Masjidil Haram, Mekkah.
  • Kendaraan: Nabi Muhammad SAW diberikan kendaraan khusus oleh Allah SWT yang disebut Buraq. Buraq adalah hewan berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bagal, dan sangat cepat.
  • Perjalanan: Nabi Muhammad SAW menunggang Buraq dan ditemani oleh Malaikat Jibril. Mereka melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.
  • Aktivitas di Masjidil Aqsa: Setiba di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW menjadi imam shalat bagi para nabi dan rasul sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin para nabi.
2. Mikraj : Naik ke Langit

Setelah tiba di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke langit (Mikraj). Proses ini terdiri dari beberapa tahap:

a. Naik ke Langit Pertama hingga Ketujuh

Nabi Muhammad SAW didampingi oleh Malaikat Jibril naik ke langit melalui sebuah tangga (mi'raj) yang sangat indah. Di setiap langit, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi yang berbeda:
  1. Langit Pertama: Bertemu Nabi Adam AS.
  2. Langit Kedua: Bertemu Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS.
  3. Langit Ketiga: Bertemu Nabi Yusuf AS.
  4. Langit Keempat: Bertemu Nabi Idris AS.
  5. Langit Kelima: Bertemu Nabi Harun AS.
  6. Langit Keenam: Bertemu Nabi Musa AS.
  7. Langit Ketujuh: Bertemu Nabi Ibrahim AS.
b. Sidratul Muntaha

Setelah melewati langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha, sebuah tempat di ujung langit ketujuh yang melambangkan batas pengetahuan makhluk. Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menyaksikan keagungan Allah SWT dan berbagai tanda kebesaran-Nya.

c. Menerima Perintah Shalat

Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam. Awalnya, Allah memerintahkan 50 waktu shalat, tetapi setelah saran dari Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW memohon keringanan kepada Allah. Akhirnya, jumlah salat dikurangi menjadi lima waktu, tetapi pahalanya tetap setara dengan 50 waktu.

3. Kembali ke Mekkah

Setelah menyelesaikan perjalanan, Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dengan Buraq. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, bahkan tempat tidur Nabi Muhammad SAW masih terasa hangat ketika beliau kembali.

Kisah Isra Mikraj dalam Al-Qur'an

Peristiwa Isra Mikraj disebutkan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Isra ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (Qs. Al-Isra ayat 1)

Peristiwa Isra Mikraj Menurut Pandangan Sains

Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa penting dalam Islam yang menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra), kemudian naik ke langit (Mikraj) untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT. Peristiwa ini diyakini terjadi dalam satu malam dan diabadikan dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surah Al-Isra ayat 1.

Dari perspektif sains, kisah Isra Mikraj sering menjadi bahan diskusi karena melibatkan peristiwa yang melampaui hukum fisika konvensional. Berikut beberapa pendekatan sains yang mencoba menjelaskan atau mengaitkan peristiwa ini:

1. Konsep Ruang dan Waktu dalam Fisika Modern

Menurut teori relativitas Einstein, ruang dan waktu tidak mutlak tetapi relatif. Kecepatan cahaya adalah batas kecepatan tertinggi di alam semesta, dan mendekati kecepatan cahaya dapat menyebabkan dilasi waktu (waktu melambat).

Beberapa ilmuwan Muslim mencoba menghubungkan Isra Mikraj dengan konsep ini, menyatakan bahwa perjalanan Nabi Muhammad melampaui batas ruang dan waktu biasa, mungkin dengan kecepatan yang mendekati atau melampaui kecepatan cahaya, sehingga peristiwa itu terjadi dalam waktu singkat menurut persepsi manusia.

2. Dimensi Lain dan Alam Gaib

Sains modern, terutama dalam fisika kuantum dan teori string, membuka kemungkinan adanya dimensi lain di luar empat dimensi yang kita kenal (panjang, lebar, tinggi, dan waktu). Isra Mikraj bisa dijelaskan sebagai perjalanan Nabi Muhammad melalui dimensi atau alam gaib yang tidak dapat diakses oleh manusia biasa. Ini sejalan dengan keyakinan Islam bahwa ada alam lain selain alam fisik, seperti alam malaikat dan alam ruh.

3. Pengalaman Spiritual dan Neurosains

Beberapa ilmuwan mencoba menjelaskan Isra Mikraj sebagai pengalaman spiritual atau visi yang dialami Nabi Muhammad dalam keadaan kesadaran yang sangat tinggi. Neurosains modern menunjukkan bahwa otak manusia memiliki potensi untuk mengalami keadaan kesadaran yang berbeda, seperti dalam meditasi atau pengalaman religius. Namun, penjelasan ini tidak mengurangi keajaiban peristiwa tersebut, karena dalam Islam, Isra Mikraj diyakini sebagai peristiwa nyata, bukan sekadar mimpi atau halusinasi.

4. Keajaiban dan Batas Sains

Sains memiliki batasan dalam menjelaskan fenomena yang bersifat metafisik atau mukjizat. Isra Mikraj adalah mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad, dan sebagai mukjizat, ia melampaui hukum alam yang kita kenal. Dalam Islam, mukjizat adalah bukti kebesaran Allah dan tidak selalu harus sesuai dengan hukum sains yang ada.

Makna dan Hikmah dari Isra' Mikraj

Terjadinya peristiwa isra mikraj ini memiliki banyak kandungan makna dan hikmah di dalamnya, sebab peristiwa ini dianggap masih berada diluar nalar jangkauan akal manusia pada umumnya, diantaranya:
  1. Ujian keimanan: Peristiwa ini menjadi ujian keimanan bagi umat Islam. Banyak orang kafir yang meragukan kebenaran Isra Mikraj, tetapi Abu Bakar AS langsung membenarkannya dan diberi gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan).
  2. Penegasan kenabian: Isra Mikraj menunjukkan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para nabi dan rasul.
  3. Hadiah dari Allah: Peristiwa ini adalah penghiburan dari Allah SWT setelah tahun duka cita (amul huzn), di mana Nabi Muhammad SAW kehilangan istri tercinta, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib.
  4. Perintah shalat: Salat lima waktu menjadi hadiah terbesar dari peristiwa ini, sebagai sarana komunikasi langsung antara hamba dan Allah SWT.
Kesimpulan

Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang menggabungkan dimensi spiritual dan fisik. Sains modern dapat memberikan beberapa perspektif untuk memahami peristiwa ini, tetapi tidak dapat sepenuhnya menjelaskannya karena sifatnya yang melampaui hukum alam. Bagi umat Islam, Isra Mikraj adalah bukti kekuasaan Allah dan keistimewaan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab (Allah yang Maha Mengetahui kebenaran sebenarnya).