Membangun Budaya Satuan Pendidikan Melalui P5-PPRA dalam Kurikulum Merdeka

Budaya satuan pendidikan adalah sebuah sistem orientasi bersama (norma-norma, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi dasar) yang dipegang oleh anggota satuan pendidikan, yang akan menjaga kebersamaan unit dan memberikan identitas yang berbeda dari satuan pendidikan lain. 


Dengan bahasa lain budaya satuan pendidikan adalah suatu pola asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang dipegang bersama oleh seluruh warga satuan pendidikan untuk mencapai tujuan bersama.

Madrasah memiliki budaya yang unik dan khas. Madrasah memiliki kultur keagamaan yang kuat dan mengedepankan karakter keagamaan dengan tidak mengabaikan budaya akademik dan karakter nasionalis. Budaya madrasah selalu adaptable dengan kondisi lingkungan madrasah karena pada umumnya madrasah lahir dari masyarakat dan dikelola oleh masyarakat.

Kekhasan dan ruh madrasah yang harus selalu dikembangkan sebagai nilai-nilai yang menjiwai kebijakan dan pengelolaan adalah sebagai berikut:

a. Perspektif Ibadah kepada Allah Swt

Bahwa aktifitas belajar-mengajar dan kegiatan manajemen untuk menfasilitasi berlangsungnya pendidikan di madrasah adalah merupakan bentuk ibadah kepada Allah Saw. Oleh karena itu nilai agama dan akhlak harus mewarnai dalam praksis pendidikan di madrasah.

b. Hubungan guru-peserta didik diikat dengan mahabbah fillah

Hubungan mahabbah fillah berarti pola komunikasi, interaksi dan bergaul antara guru-peserta didik didorong rasa kasih sayang, saling membantu,dan menolong dalam kebaikan untuk secara bersama sama mencapai ridla AllahSwt. dalam praksis pendidikannya.

c. Pandangan ‘ainurrahmah

Bahwa semua tindakan guru kepada peserta didik didasari rasa kasih-sayang. Terhadap peserta didik yang berperilaku kurang baik tetap disikapi dengan pandangan kasih sayang, bukan nafsu, kebencian, dendam dan iri-dengki.

d. Hati nurani sebagai sasaran utama

Bahwa pembelajaran di madrasah mengarusutamakan upaya menfungsikan hati nurani, dengan membersihkan diri dari akhlak tercela (takhally) dan sekaligus senantiasa menghiasi diri dengan akhlak terpuji (tahally), melalui proses mujahadah dan riyadlah.

e. Akhlak di atas ilmu pengetahuan

Bahwa ilmu pengetahuan dan kompetensi bukan segalanya. Tanpa akhlak, kepintaran akan menjadikan seseorang semakin berbahaya dan berpotensi menimbulkan kerugian dan kerusakan kepada orang lain. Maka pendidikan di madrasah meletakkan pentingnya akhlak di atas ilmu.

Cara Membangun Budaya Satuan Pendidikan Melalui P5-PPRA

Dalam hal pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin ini, beberapa budaya baru harus dibangun bersama, di antaranya:

1. Berpikiran Terbuka
  • Pembelajaran Inovatif seringkali terhambat dengan adanya budaya kontraproduktif seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan terhadap terhadap bentuk perbedaan
  • Satuan Pendidikan harus senang Inovasi, menerima masukan, terbuka perbedaan, serta komitmen terhadap perbaikan ke arah yang lebih baik.
2. Senang Mempelajari Hal Baru
  • Potensi individu seringkali terhambat karena ketidakberaniannya melakukan hal-hal baru yang berbeda, oleh karenanya, kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari budaya di lingkungan satuan pendidikan.
  • Kegiatan projek ini akan berhasil optimal jika setiap individu memiliki kesenangan mempelajari hal baru dan mengembangkan diri terus menerus.
3. Kolaboratif
  • Kegiatan pembelajaran berbasis projek ini membutuhkan lingkar sosial yang mendukung pelaksanaannya, hal ini menjadikan budaya kolaboratif menjadi hal penting untuk dibangun daripada budaya kompetitip.
  • Budaya kolaboratif mendorong semangat senang bekerjasama, saling mengapresiasi, saling memberi dukungan satu sama lain.
  • Upaya kolaboratif juga perlu dilakukan elemen kunci tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) agar projek bisa optimal.
4. Rahmatan Lil 'alamin
  • Kegiatan pembelajaran khususnya keagamaan untuk membangun karakter taat beragama menuju harmonisasi hablum minallah dan hablum minannas.
  • Kegiatan projek dilakukan untuk mengantarkan pelajar memahami dirinya sebagai hamba Allah yang memiliki kewajiban untuk membangun kebaikan terhadap sesama.
Demikian bahasan tentang membangun budaya satuan Pendidikan melalui P5-PPRA dalam Kurikulum Merdeka.

Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, BSKAP Kemdikbud Ristek, 2022.

Post a Comment for "Membangun Budaya Satuan Pendidikan Melalui P5-PPRA dalam Kurikulum Merdeka"