Orang yang Bangkrut (Muflis) di Akhirat Menurut Islam

Bangkrut atau muflis merupakan sebuah garis nasib yang sangat ditakuti manusia, sebab istilah bangkrut ini berkaitan erat dengan jatuhnya harkat derajat dan maratabat yang melekat dalam diri seorang manusia. Sebagai manusia yang berkebutuhan banyak akan terus berusaha dan berupaya agar memperoleh penghidupan yang layak yang tidak hanya cukup untuk kebutuhan makan, minum dan berpakaian seadanya.


Keberhasilan yang diraih seperti memperoleh kedudukan yang tinggi, harta melimpah, dan berbagai macam aneka kesuksesan yang telah diraih selama masa kehidupan didunia akan menjadi tidak berarti sedikitpun nanntinya dia akhirat kelak. Yang lebih menyedihkan lagi adalah manakala kita menyangka bahwa semua amal kebaikan yang telah kita lakukan akan tidak lagi bermanfaat dan menjadi penolong di hari penghisaban kelak.

Dilansir dari laman nu.or.id, bahwa Nabi Muhammad Saw telah mengabarkan kepada kita melalui haditsnya yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, berbunyi:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ (رواه مسلم)

Artinya: “Tahukah kalian, Siapakah orang yang mengalami bangkrut berat diantara kalian?” Para sahabat menjawab pertanyaan Nabi: “Mereka adalah orang yang tidak memiliki suatu harta apapun”. (HR. Muslim, No: 2581).

فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ

Artinya: “Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala shalatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicampakkannya orang itu ke dalam neraka. (HR. Muslim, No: 2581).

Pertanggung Jawaban Manusia Dihadapan Allah SWT

Jika melihat dari dalil dasar atas penciptaan seluruh makhluk hidup termasuk manusia didalamnya, bahwa Allah Swt ternyata tidaklah main-main dalam menciptakan manusia ini. Karena nanti akan datang masanya, seluruh manusia dari umat sebelumnya sampai umat yang terakhir harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya selama hidup didunia kehadapan Allah Swt di Yaumul Ba'ats dan Hisab (hari kebangkitan dan perhitungan amal).

Berdasarkan hadits di atas dapat kita ketahui tentang ciri-ciri orang yang akan bangkrut di akhirat kelak, yaitu:

1. Orang yang mencaci maki
2. Orang yang menuduh tanpa bukti
3. Orang yang memakan harta orang lain tanpa hak
4. Orang yang membunuh orang lain tanpa hak

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا ࣖ ٥٨ ( الاحزاب/33: 58)

Artinya: Orang-orang yang menyakiti mukminin dan mukminat, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh, mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang nyata. (Al-Ahzab/33:58)

Menjaga dan menguasai diri merupakan hal yang sulit dilakukan, hal ini dapat menimpa siapapun tidak terkecuali ahli ilmu sendiripun kadang-kadang tidak kuat dalam menghadapi manakala situasi nafsu amarah tengah menguasai jiwanya. Hanya malaikat saja yang tidak memiliki nafsu, ia senantiasa suci terjaga dari noda maksiat dan dosa.

Adapun manusia adalah makhluk yang sangat unik, meskipun manusia memiliki nafsu, namun Allah Swt berjanji dalam al-Quran akan meninggikan manusia beberapa derajat diantara orang-orang jika ia beriman dan berilmu (Qs. Al-Mujadalah ayat 11). 

Mempercayai tentang akan adanya hari pembalasan, adalah salah satu cara untuk mencegah agar diri lebih waspada dan hati-hati lagi terhadap perbuatan-perbuatan yang akan dilakukan terutama dengan perbuatan-perbuatan buruk yang akan melibatkan orang lain, sebab akan ada masa pengadilan yang maha adil di akhirat nanti dihadapan Allah Swt.

Semoga kita dijauhkan dari perkara kebangkrutan ini, dan semoga perbuatan-perbuatan amal kebaikan yang pernah dilakukan akan tetap kembali menemani dan menjadi penolong diri kita di hari pembalasan nanti. Wallaahu a'lam

Post a Comment for "Orang yang Bangkrut (Muflis) di Akhirat Menurut Islam"