Pengertian Politik, Tokoh dan Contoh Perilaku Berpolitik
Politik merupakan salah satu bagian dari proses upaya-upaya pembentukan kehidupan umat manusia yang dalam alur perjalanannya memiliki daya tarik seperti magnet yang sangat kuat. Karena bagaimanapun berlangsungnya roda kehidupan umat manusia tidak bisa terlepas dari adanya unsur pengaruh politik.
Adapun tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Indonesia seperti: Miriam Budiharjo, Salim Sa'id dan Ramlan Surbakti.
Sumber-sumber terjadinya kerusuhan, ketentraman hingga terciptanya sebuah kedamaian disuatu tempat semua itu bermula dari pengaruh latar belakang perjalanan langkah politik yang dibangun di tempat tersebut.
Pembicaraan masalah politik sangat diminati semua kalangan, sebab disana banyak memiliki ruang-ruang kosong tentang teori-teori yang dipenuhi dengan intrik hingga munculnya sebuah istilah yang disebut dengan konspirasi (persekongkolan atau komplotan).
Pengertian Politik
Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu politika atau urusan kota, dalam bahasa Arab politik itu disebut dengan Siyasah artinya dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara, yaitu proses pembentukan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Jadi dapat dikatakan bahwa politik adalah serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kelompok, atau bentuk lain dari hubungan kekuasaan individu, distribusi sumberdaya air dan status. Masih banyak lagi arti tentang politik menurut suku pandang lain yang berbeda-beda.
Apa Itu Politik Identitas?
Politik identitas adalah sebuah alat politik suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai bentuk perlawanan atau sebagai alat untuk menunjukan jati diri suatu kelompok tersebut.
Identitas dipolitisasi melalui interpretasi secara ekstrim, yang bertujuan untuk mendapat dukungan dari orang-orang yang merasa sama, baik secara ras, etnisitas, agama, maupun elemen perekat lainnya.
Puritanisme atau ajaran kemurnian atau ortodoksi juga berandil besar dalam memproduksi dan mendistribusikan ide kebaikan terhadap anggota secara satu sisi, sambil di sisi lain menutup nalar perlawanan atau kritis anggota kelompok identitas tertentu.
Politik identitas, menurut Abdillah (2002) merupakan politik yang fokus utama kajian dan permasalahannya menyangkut perbedaan-perbedaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi fisik tubuh, politik etnisitas atau primordialisme, dan pertentangan agama, kepercayaan, atau bahasa.
Politik identitas hadir sebagai narasi resisten kelompok terpinggirkan akibat kegagalan narasi arus utama mengakomodir kepentingan minoritas; secara positif, politik identitas menghadirkan wahana mediasi penyuaraan aspirasi bagi yang tertindas.
Fitur dikotomi oposisional menjadi fondasi utama yang membedakan perasaan kolektivitas ke-kita-an terhadap yang lain. Tetapi kenyataannya, pada tataran individual pada era modernisasi yang serba mekanik, muncul kegagapan untuk memahami struktur masyarakat yang plural, maka intoleransi semakin meningkat.
Pendeknya, terjadi ketidaksesuaian imajinasi sosial tentang kehidupan sehari-hari manusia modern dan interaksinya dengan masyarakat umum.
Politik identitas dianggap sebagai senjata yang kuat oleh elit politik untuk menurunkan popularitas dan keterpilihan rival politik mereka atau upaya untuk mendapatkan dukungan politik dari publik.
Isu etnis dan agama adalah dua hal yang selalu masuk dalam agenda politik identitas para elit di Indonesia, terutama kondisi masyarakat Indonesia di mana suasana primordialisme dan sektarianisme masih cukup kuat sehingga sangat mudah untuk memenangkan simpati publik, memicu kemarahan dan sentimen massa dengan menyebarkan isu-isu etnis, agama dan kelompok tertentu.
Tokoh Politik
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter, adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage.Adapun tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Indonesia seperti: Miriam Budiharjo, Salim Sa'id dan Ramlan Surbakti.
Contoh Perilaku Politik
Adapun contoh-contoh yang dimaksud dengan perilaku politik adalah:- Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat di legislatif
- Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat
- Ikut serta dalam pesta politik
- Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang otoriter
- Berhak untuk menjadi pimpinan Partai Politik
- Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku Partai Politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku
Hubungan Ilmu Agama dan Politik
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah. Jika yang dimaksud politik adalah siyasah yang mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan pentingnya siyasah.
Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap urusan umat. Islam memandang kekuasan atau dengan istilah lain ialah penguasa, sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, di dalam dunia nyata terkadang kita disuguhkan praktik politik yang kurang bahkan sama sekali menyimpang dari ajaran-ajaran agama.
Islam terbuka dengan konsep politik yang telah berjalan selama ini selama sepanjang tidak bertentangan dengan konsep ajaran, aturan-aturan yang di larang oleh agama.
Islam memang harus memiliki corak politik, akan tetapi, poitik bukanlah satu-satunya corak yang dimiliki oleh Islam. Sebab jika Islam hanya bercorak politik tanpa ada corak lain yang seharusnya ada, maka Islam yang demikian ialah Islam yang parsial atau sebagian.
(Sumber)
Post a Comment for "Pengertian Politik, Tokoh dan Contoh Perilaku Berpolitik"