Peristiwa Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Ketika ajaran Islam mulai menyebar, banyak para utusan dari kabilah-kabilah Arab datang untuk menghadap Rasulullah Saw untuk menyatakan diri memeluk agama Islam. Kemudian disusul pula dengan turunnya Qs. An-Nashr yang menggambarkan kedatangan utusan-utusan itu serta menyuruh Rasulullah Saw memohon ampun untuk mereka.
Pada saat itu terasa oleh Rasulullah Saw. bahwa melakukan Haji Wada’ (Haji yang terakhir) ke Mekkah yaitu pada tanggal 25 Zulka'dah tahun 10 Hijriyah. Dengan diikuti oleh 100.000 orang kaum muslimin Rasulullah saw meninggalkan Madinah menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji.
Dalam upacara haji itu Rasulullah Saw mengucapkan pidato sebagai amanat yang sangat bernilai dan amat penting bagi kaum muslimin bertempat di bukit ’Arafah yaitu pada tanggal 8 Zulhijjah 10 Hijriyah atau 7 Maret 632 Masehi.
Sebagai nasihat terakhir maka berpidatolah Rasulullah Saw dari atas untanya, apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad lalu diulangi lagi dengan keras oleh Rabi’ bin Umaiyyah dan didengarkan oleh seluruh umat Islam yang hadir dengan penuh perhatian.
Dalam pidatonya itu Nabi Muhammad saw menyampaikan pesan-pesan nasihat sebagai berikut:
1. Beliau melarang manusia berlaku kasar dan aniaya terhadap istri-istri mereka
2. Jangan menuntut balas pembunuhan di zaman Jahiliyah dan jangan riba.
3. Jangan pula saling membunuh, dan kafir sepeninggalan beliau
4. Berpeganganlah kepada Kitab Allah dan Sunahnya supaya tidak tersesat.
5. Hendaknya sesama kaum muslimin saling bersaudara
6. Tiada kelebihan satu kaum dari yang lain selain ketakwaannya
2. Jangan menuntut balas pembunuhan di zaman Jahiliyah dan jangan riba.
3. Jangan pula saling membunuh, dan kafir sepeninggalan beliau
4. Berpeganganlah kepada Kitab Allah dan Sunahnya supaya tidak tersesat.
5. Hendaknya sesama kaum muslimin saling bersaudara
6. Tiada kelebihan satu kaum dari yang lain selain ketakwaannya
Ketika sedang menyampaikan pidato nasihatnya dari atas Unta, lalu tiba-tiba untanya terhenyak dan saat itu turunlah wahyu yang terakhir lalu dibacakan oleh Rasulullah Saw. Qs. Al-Maidah ayat 3.
Artinya : ”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku dan telah Ku-ridlai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah : 3).
mendengar kabar tersebut kaum muslimin merasa bingung dan cemas menghadapi kenyataan bahwa Rasulullah saw yang mereka cintai telah berpulang ke rahmatullah.
Artinya : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran : 144).
Artinya : ”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku dan telah Ku-ridlai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah : 3).
Haji pada tahun ke-10 Hijriyah itu disebut Haji Wada’ (Haji pamitan), karena merupakan ibadah haji terakhir yang dilakukan Rasulullah bersama kaum muslimin. Dengan turunnya ayat terakhir itu menunjukkan bahwa agama Islam pada saat itu telah dinyatakan sempurna oleh Allah SWT. Begitu pula tugas Rasulullah dalam menyampaikan dakwah telah selesai.
Saat-saat Ajal Menjemput Baginda Nabi Muhammad Saw
Pada suatu hari pada akhir bulan Safar tahun 10 Hijriyah sekembalinya dari pemakaman Al Baki’ul Ghazbah dan sampai di rumah Aisyah, Rasulullah merasa sakit kepala dan semakin lama semakin berat dirasakan. Untuk menggantikannya menjadi imam shalat Rasulullah memerintahkan kepada Abu Bakar dan meskipun Aisyah menghalangi penunjukkan ini karena takut tidak disetujui orang banyak.
Namun perintah Rasulullah tersebut tetaplah perintah, hal itu dilaksanakan oleh Abu Bakar dan tak seorang pun yang tidak menyetujuinya, sehingga perintah Rasulullah dapat dilakasanakan dengan baik.
Pada hari Senin 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah atau 8 Juni 632 Masehi, sepulang dari masjid dan tiba di rumah Aisyah habislah tenaga Rasulullah, dan akhirnya beliau wafat di atas pangkuan Aisyah. Melihat wafatnya Rasulullah segera Aisyah keluar rumah dan memberitahukan kepada kaum muslimin, sehingga berkumpullah kaum muslimin di masjid sekitar rumah Aisyah.
Tanggapan Kaum Muslimin Tentang Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Begitu melihat Rasulullah Saw. wafat kaum muslimin menjadi bingung apa yang harus diperbuat; fikiran mereka tidak sanggup menghadapi kenyataan itu. Para sahabat tidak membayangkan bahwa Rasulullah benar-benar sudah wafat, sehingga Umar bin Khattab mengatakan akan membunuh siapa yang mengatakan Rasulullah telah wafat.
Setelah sahabat Abu Bakar mengetahui bahwa Rasulullah saw benar-benar telah wafat, kemudian, beliau berpidato di hadapan kaum muslimin lalu memberitahukan tentang kemangkatan Rasulullah saw dan membacakan Qs. Ali Imran ayat 144.
Artinya : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran : 144).
Mendengar pidato dan ayat yang dibacakan Abu Bakar, maka Umar bin Khattab dan kaum muslimin yang lain pun insaf dan sadar bahwa Rasulullah yang sangat mereka cintai dan muliakan memang telah wafat. Sebelum jenazah Rasulullah dimakamkan telebih dahulu diselenggarakan pemilihan khalifah yang akan menggantikan kedudukan Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam.
Abu Bakar Ash-Shiddiq Terpilih Menjadi Khalifah
Setelah didahului oleh perselisihan antara kaum Anshar dan Muhajirin, akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah. Semua orang menyetujui pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah. Sepeninggalan Rasulullah seluruh kaum muslimin merasa sedih yang amat sangat dan setiap kali dibacakan nama ”Muhammad Rasulullah” pada saat adzan bercucuranlah air mata kaum muslimin mendengarkannya mareka mengingat kembali Rasulullah.
Sepeninggalnya Nabi Muhammad, sebagian kaum muslimin telah murtad dari Islam dan tidak mau membayar zakat. Mereka menganggap bahwa zakat hanyalah upeti yang harus diberikan kepada Rasulullah, maka setelah Rasulullah wafat zakat tidak perlu diberikan lagi.
Di samping itu beberapa kaum muslimin lain telah membuat dan mengangkat Nabi palsu. Adapun di antara mereka yang mengangkat dirinya sebagai Nabi palsu, adalah:
1. Thulaihah bin Khuwailid
2. Sa’jah Tamimiyah
3. Musailamah Al Kazzab
1. Thulaihah bin Khuwailid
2. Sa’jah Tamimiyah
3. Musailamah Al Kazzab
Melihat kejadian ini, akhirnya khalifah Abu Bakar selama masa pemerintahannya, yaitu 2 tahun 3 bulan dengan menyiapkan 11.000 pasukan tentara kaum muslimin dapat memberantas serta memerangi para pembangkang dan perusuh tersebut.
Dengan keberhasilannya khalifah Abu Bakar menumpas para perusuh tersebut, maka suasana dalam negeri kembali tentram dan kaum muslimin dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari sebagaimana biasanya.
Demikianlah pembahasan tentang peristiwa wafatnya Nabi Muhammad Saw, semoga ada hikmah dan pelajaran buat kita semua. Wallaahu A'lam.
Post a Comment for "Peristiwa Wafatnya Nabi Muhammad SAW"