Mengenal Ilmu Tarikh Ditinjau dari Sudut Pandang Keilmuan

Ilmu tarikh adalah salah cabang ilmu yang awalnya kurang mendapatkan perhatian di awal kemunculannya, ilmu ini dipandang hanya sebatas untaian kisah dan cerita-cerita yang sudah dilalui oleh orang-orang dimasa lalu. Namun seiring perjalanannya, akhirnya ilmu tarikh ini mendapatkan ruang dan perhatian dari beberapa kajian disiplin ilmu tentang pentingnya kajian pembelajaran terhadap ilmu tarikh.


Tidak dapat disangkal bahwa manusia itu belajar dari manusia lainnya, dan dalam prosesnya diperlukan contoh-contoh yang nyata dari para pelakunya bukan hanya kisah-kisah karangan semata. Untuk itu maka para pemerhati dalam bidang sejarah terutama tarikh sangat menekankan pentingnya ilmu ini di sampaikan dan dimasukan kedalam mata pelajaran di bangku pendidikan Sekolah.

Apa itu Tarikh?

Dalam bahasa Arab artinya sejarah, ilmu tarikh membahas sejarah masa lalu yang berkaitan dengan para Nabi, para sahabat, dan perjuangan ummat Islam terdahulu agar tidak terlupakan dan dapat diambil hikmahnya. Tarikh biasa dipelajari atau menjadi mata pelajaran wajib pada sekolah-sekolah Islam dan pondok pesantren.

Secara etimologi, tarikh dalam Arab berarti buku tahunan, perhitungan tahun, buku riwayat, atau sejarah Tasyri', secara etimologi, berarti pembuatan undang-undang atau peraturan-peraturan atau taqnin. Secara terminologis, tasyi' adalah penetapan peraturan, penjelasan hukum-hukum, dan penyususnan perundang-undangan.

Apa itu Tarikh Islam?

Merupakan suatu pengetahuan yang bermanfaat untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau dalam kehidupan umat dan keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang sedang terjadi di dalam kehidupan.

Apa itu Sejarah Islam?

adalah peradaban agama Islam yang di mulai dari turunnya wahyu pertama pada tahun 610 Masehi yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi Mekkah sampai dengan sekarang.

Kronologi

Garis waktu berikut ini dapat menyajikan pedoman visual kasar untuk pemerintahan-pemerintahan paling penting di dunia Islam sebelum Perang Dunia I. 

Garis waktu ini mencakup pusat-pusat kekuatan dan budaya bersejarah, termasuk Jazirah Arab, Mesopotamia (Iraq modern), Persia (Iran modern), Syam (Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina/Israel modern), Mesir, Maghrib (Afrika barat laut), Al-Andalus (Iberia), Transoxiana (Asia Tengah), Hindustan (termasuk Pakistan, India Utara, dan Bangladesh modern), dan Anatolia (Turki modern).

Mestinya ini adalah perkiraan, karena kekuasaan pemerintahan untuk beberapa wilayah kadang dibagi antar-pusat-kekuatan, dan kekuasaan di pemerintahan besar sering tersebar di beberapa dinasti.

Contohnya, selama tahap akhir kekhalifahan Abbasiyah, bahkan Ibukota Baghdad secara efektif diatur oleh dinasti lain seperti Buwaihi dan Seljuk, juga Turki Utsmani biasa mengirim otoritas eksekutif atas provinsi-provinsi terluar ke penguasa setempat, seperti Dey di Aljazair, Bey di Tunisia, dan Mamluk di Iraq.

Sumber Awal dan Historiografi

Kurangnya sumber menjadikan kajian periode awal-awal sejarah Islam sulit. Misalnya, sumber historiografis paling penting untuk asal-usul Islam adalah karya al-Thabari. Meskipun al-Thabari dianggap sejarawan cakap menurut acuan zaman dan tempatnya, dia menggunakan secara bebas sajian-sajian mistis, legenda, stereotip, terdistorsi, dan polemik mengenai materi subyek yang bagaimanapun juga secara Islam bisa diterima dan dia menjelaskan permulaan Islam padahal dia terpaut beberapa generasi setelah peristiwanya al-Thabari meninggal 923.

Beragamnya pandangan mengenai bagaimana menangani sumber-sumber tersedia memicu berkembangnya empat pendekatan berbeda terhadap sejarah awal Islam. Masing-masingnya memiliki pengikut sampai hari ini.

a. Metode deskriptif menggunakan garis besar tradisi Islam, sambil disesuaikan untuk cerita-cerita mukjizat dan pengakuan yang berpusat pada keyakinan dalam sumber-sumber tersebut. Edward Gibbon dan Gustav Weil mewakili beberapa sejarawan awal yang mengikuti metode deskriptif.

b. Pada metode kritik sumber, ada pencarian komparasi terhadap semua sumber untuk mengenali informan-sumber mana yang lemah dan karenanya membedakan material yang palsu. Karya William Montgomery Watt dan Wilferd Madelung adalah dua contoh kritik sumber.

c. Pada metode kritik tradisi, yang diyakini adalah sumber-sumbernya didasarkan pada tradisi lisan dengan asal-usul yang tidak jelas dan sejarah periwayatan, sehingga diperlakukan dengan sangat hati-hati. Ignaz Goldziher adalah pelopor metode kritik tradisi, dan Uri Rubin menjadi contoh kontemporer.

d. Metode skeptis meragukan hampir semua materi pada sumber tradisional; segala kemungkinan inti sejarah dianggap terlalu sulit untuk diuraikan dari material yang dibuat-buat dan terdistorsi. Contoh awal metode skeptis adalah karya John Wansbrough.

Hari-hari ini, masing-masing metode populer memiliki cakupan yang berbeda. Pendekatan deskriptif lebih populer untuk perlakuan gambaran umum sejarah awal Islam. Metode kritik sumber dan kritik tradisi lebih diikuti oleh ilmuwan yang memperhatikan permulaan Islam secara mendalam.

Setelah abad ke-8, kualitas sumber-sumber meningkat. Sumber-sumber yang membahas masa awal dengan kesenjangan masa dan budaya yang cukup lebar tersebut sekarang mulai memberi catatan yang sifatnya semakin kontemporer, kualitas catatan sejarahnya meningkat, dan sumber-sumber dokumentasi baru seperti dokumen resmi, korespondensi, dan syair-syair muncul. 

Untuk zaman sebelum bermulanya Islam pada abad ke-6 sumber-sumbernya juga unggulan, meskipun juga campuran kualitasnya. Terkhusus, sumber-sumber yang meliputi wilayah pengaruh Sasaniyah di abad ke-6 cukup buruk, sedangkan sumber-sumber untuk area Bizantium di waktu itu kualitasnya cukup baik, dan dilengkapi oleh sumber-sumber Kristen Suriah untuk wilayah Suriah dan Iraq.

Ilmu tarikh Islam akan senatiasa terus di perbaharui setiap saat, sebab ilmu ini bukanlah ilmu yang tetap dan sudah baku dari sejak awal pertama dibukukan dan di tuliskan, namun ia masih memerlukan bahan-bahan serta kajian-kajian lain yang masih belum terungkap dan diketemukan. 

Para penulis dibidang tarikh Islam memerlukan penelitian dan kajian mendalam, tidak boleh asal sebab ilmu ini harus selaras dengan keadaaan adanya permulaan dimasa lahirnya sebuah kebudayaan dan peradaban Islam berada sampai sekarang.

Penutup

Tidak semua sejarah termasuk cakupan tarikh, seperti sejarah kebudayaan Islam, pelajaran sejarah kebudayaan Islam tidak menjadi cakupan dari ilmu tarikh. Tetapi, masuk kedalam mata pelajaran tersendiri yang disebut dengan SKI (sejarah kebudayaan Islam).

Dengan mengenal ilmu tarikh sejarah kebudayaan Islam yang benar, diharapkan para generasi yang akan datang akan dapat memahami tentang corak dan ragam kehidupan umat manusia di atas dunia.

Post a Comment for "Mengenal Ilmu Tarikh Ditinjau dari Sudut Pandang Keilmuan"