Sejarah Munculnya Kaum Khawarij dalam Islam

Pemerintahan pada masa Khulafaur Rasyidin yang dipimpin oleh empat orang sahabat Rasulullah saw yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib yang kemudian di akhiri oleh Hasan bin Ali, pemerintahan betul-betul berjalan sesuai dengan ajaran Islam. maka dengan alasan itulah pemerintahan ini dinamakan Khulafaur Rasyidin yakni para pemimpin yang mendapat petunjuk.


Pada masa pergantian kepemimpinan dari khalifah Utsman bin Affan ra, benih-benih perselisihan dan juga fitnah semakin membesar yang sudah dimulai sejak masa kepemimpinan khlaifah Utsman bin Affan. Kemudian pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ra muncul konflik peperangan sesama saudara muslim yang sangat felik sehingga menyebabkan Ali bin Abi Thalib menyetujui perundingan melalui jalur pengadilan yang digagas oleh pihak Muawiyah bin Abi Sufyan.

Dari peristiwa itu, sebagian pengikut Ali bin Abi Thalib merasa kecewa atas keputusan Ali bin Abi Thalib tersebut, kemudian mereka memisahkan diri dari barisan Ali bin Abi Thalib yang kemudian mereka dikenal dengan sebutan kaum Khawarij.

Kaum Khawarij adalah kelompok pertama yang muncul dalam sejarah Islam sebagai aliran yang berlawanan dengan kelompok utama (seperti kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW dan Ahlul Bayt). Sejarah munculnya Khawarij berakar dari peristiwa besar dalam sejarah Islam, yang disebut Perang Siffin (657 M) antara pasukan yang dipimpin oleh Khalifah Ali bin Abi Talib dan pasukan yang dipimpin oleh Muawiyah bin Abi Sufyan.

Sejarah Munculnya Kaum Khawarij

Berikut adalah tahapan-tahapan penting yang menjelaskan tentang sejarah munculnya Kaum Khawarij dalam Islam, diantaranya:

1. Perang Siffin dan Tahkim

Perang Siffin adalah pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Talib dan pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan. Kedua belah pihak mengalami kebuntuan setelah bertempur selama beberapa bulan. Akhirnya, pihak Ali setuju untuk melakukan tahkim (arbitrase atau pengadilan) untuk menyelesaikan perselisihan dengan Muawiyah.

Namun, sebagian besar pasukan Ali merasa kecewa dengan keputusan ini dan menganggapnya sebagai bentuk kesalahan atau keraguan dalam keputusan Allah. Mereka merasa bahwa keputusan ini mengabaikan hukum Allah dan membiarkan manusia memutuskan perkara yang seharusnya hanya dapat diputuskan oleh Tuhan.

2. Pemisahan Diri dari Ali

Sebagai protes terhadap keputusan tahkim, sekelompok pasukan yang dikenal sebagai Hawarij (dari kata "khawarij" yang berarti "keluar" atau "berpaling") memisahkan diri dari pasukan Ali. Mereka menganggap bahwa Ali telah menyimpang dari jalan yang benar dengan menerima keputusan arbitrase manusia, yang dianggap mereka sebagai penyimpangan dari hukum Allah.

Mereka beranggapan bahwa hanya Allah yang berhak untuk menetapkan hukum, dan setiap keputusan selain itu adalah bentuk kemaksiatan. Kelompok ini kemudian mulai menyebar, dengan tegas menolak kepemimpinan siapa pun selain yang mereka anggap benar-benar sesuai dengan hukum Allah.

3. Filosofi dan Ajaran Kaum Khawarij

Kaum Khawarij mengembangkan pandangan yang sangat keras dan ekstrem. Mereka meyakini bahwa siapa pun yang melakukan dosa besar adalah kafir, dan mereka membenarkan pemberontakan terhadap penguasa yang dianggap tidak sesuai dengan hukum Allah.

Mereka juga dikenal dengan prinsip mereka yang radikal: "Laa hukma illa lillah" (Tidak ada hukum kecuali milik Allah). Pandangan ini menuntut penerapan hukum Allah secara mutlak, tanpa kompromi.

4. Peristiwa Naharwan

Ketegangan antara Kaum Khawarij dan pasukan Ali mencapai puncaknya pada peristiwa Pertempuran Naharwan pada tahun 658 M, di mana pasukan Ali berhasil mengalahkan Kaum Khawarij, namun tidak membasmi mereka sepenuhnya. Meski kekalahan tersebut menandakan kemunduran Khawarij, mereka terus berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah Islam.

5. Perkembangan Selanjutnya

Meskipun Kaum Khawarij terpecah menjadi beberapa faksi dan kelompok sepanjang sejarah, mereka tetap memiliki pengaruh dalam perkembangan sejarah Islam, terutama dalam hal gerakan radikal dan perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tidak sah.

Tokoh-tokoh Kaum Khawarij

Beberapa tokoh terkenal dalam sejarah Kaum Khawarij muncul setelah peristiwa Perang Siffin dan perpecahan yang terjadi setelahnya. Mereka merupakan individu yang memimpin kelompok Khawarij atau yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran ideologi mereka. Berikut adalah beberapa tokoh penting dalam sejarah Kaum Khawarij:

1. Abu Bilal Mirdas bin Udayy

Abu Bilal Mirdas adalah salah satu tokoh awal yang bergabung dengan Kaum Khawarij setelah mereka memisahkan diri dari pasukan Ali bin Abi Talib pada masa pasca-Siffin. Mirdas dikenal sebagai seorang pemimpin yang memimpin pasukan Khawarij dalam beberapa pertempuran.
 
Ia dikenal karena ketegasannya terhadap hukum Allah dan semangatnya untuk menegakkan prinsip-prinsip Khawarij.

2. Nafi' bin al-Azraq

Nafi' bin al-Azraq adalah seorang tokoh terkenal dari Khawarij yang mendirikan al-Azariqah, salah satu cabang Khawarij yang paling ekstrem. Al-Azariqah dikenal dengan pandangan radikal dan keras terhadap orang yang mereka anggap bersalah atau murtad.

Nafi' menentang segala bentuk kepemimpinan yang tidak menerapkan hukum Allah secara langsung, dan ia menyatakan bahwa mereka yang tidak sependapat dengan prinsip Khawarij adalah kafir.

3. Zayd bin Hubaib al-Azdi

Zayd bin Hubaib adalah pemimpin Khawarij yang terkenal karena keterlibatannya dalam Pertempuran Naharwan, di mana pasukan Khawarij bertempur melawan pasukan Ali bin Abi Talib. Setelah kekalahan Khawarij dalam pertempuran ini, Zayd bin Hubaib terus melanjutkan perjuangannya untuk menyebarkan ajaran Khawarij.

Zayd dikenal sebagai tokoh yang teguh dengan keyakinannya dan tetap mendukung gerakan Khawarij meskipun menghadapi perlawanan.

4. Abu Hamza al-Thumali

Abu Hamza al-Thumali adalah salah satu pemimpin Khawarij yang dikenal karena sikap kerasnya terhadap kekuasaan dan kebijakan yang menurutnya tidak sesuai dengan hukum Allah.

Ia turut berperan dalam beberapa pertempuran besar yang melibatkan Khawarij, termasuk pertempuran melawan pasukan Ali setelah peristiwa tahkim.

5. Ash'ath bin Qays

Ash'ath bin Qays awalnya adalah seorang sahabat Ali bin Abi Talib, namun ia kemudian menjadi salah satu pemimpin Khawarij. Setelah perpecahan yang terjadi akibat tahkim, Ash'ath bin Qays menjadi salah satu tokoh yang menarik perhatian di kalangan Khawarij karena ketegasannya dalam memperjuangkan prinsip "la hukma illa lillah" (tidak ada hukum kecuali milik Allah).

6. Abu Sharahbil al-Hanafi

Abu Sharahbil adalah pemimpin Khawarij yang berperan dalam pengembangan ajaran Khawarij pada masa awal. Ia dikenal karena pengaruhnya di kalangan pasukan Khawarij dan sikapnya yang tidak kompromi terhadap penguasa yang dianggap menyimpang dari hukum Allah.

7. Al-Dahhak bin Qays

Al-Dahhak bin Qays adalah salah satu tokoh Khawarij yang menonjol dalam sejarah Islam awal. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin yang terlibat dalam pemberontakan terhadap Ali setelah pertempuran Siffin dan mendirikan kelompok Khawarij yang radikal.

Tokoh-tokoh lainnya

Kaum Khawarij memiliki banyak faksi dan pemimpin yang menyebar ke berbagai wilayah setelah pertempuran Naharwan, dan beberapa tokoh yang terkenal lainnya meliputi pemimpin-pemimpin dari faksi al-Ibadiyah (sebuah cabang Khawarij yang lebih moderat) yang tetap ada hingga zaman modern.

Penutup

Kaum Khawarij muncul sebagai hasil dari perbedaan pandangan dalam menyelesaikan permasalahan besar pasca-perang Siffin dan keputusan tahkim. Mereka menuntut penerapan hukum Allah secara ketat dan menentang segala bentuk kompromi dalam hal tersebut. Mereka dikenal dengan sikap radikal dan keras dalam berpegang pada ajaran yang mereka yakini benar. Wallaahu A'lam.

Post a Comment for "Sejarah Munculnya Kaum Khawarij dalam Islam"