Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw adalah acara yang rutin dilaksanakan terutama di Indonesia, tujuan acara ini adalah dalam rangka memperingati hari lahirnya nabi Muhammad Saw, acara ini diperingati setiap bulan Rabiul Awwal menurut penanggalan kalender Hijriyah atau Qomariah. Menurut bahasa Arab kata Maulid atau Milad ini di artikan sebagai kelahiran.


Dilihat dari sejarahnya, kegiatan maulid nabi  ini di adakan jauh setelah baginda Nabi Muhammad saw wafat, jadi kegiatan acara peringatan Maulid Nabi ini termasuk ke dalam kategori tradisi yang dibuat sebagai salah satu bentuk kecintaan dan penghormatan serta rasa gembira atas kelahiran Nabi Muhammad saw di atas bumi. 

Acara peringatan Maulid Nabi Saw atau yang lebih dikenal dengan istilah Sunda yaitu acara Muludan, acara ini banyak digelar di berbagai tempat-tempat pengajian, mulai dari pondok-pondok pesantren, Madrasah dan Masjid-masjid Jami yang ramai di adakan pada Bulan Rabi'ul Awal yang merupakan bulan ke tiga dari tahun Hijriah. 

Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Rabi'ul Awwal

Berikut adalah beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan rabi'ul Awwal di masa Nabi Muhammad SAW, diantaranya:
  1. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal pada 571 M tahun gajah (pada saat terjadinya penyerbuan tentara gajah yang dipimpin Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah namun gagal). 
  2. Pada tanggal 17 Rabiul Awal adalah terjadinya peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
  3. Pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H, atau tanggal 8 Juni 632 M. Nabi Muhammad SAW wafat di kota Madinah pada usia yang ke-63 tahun.
Acara peringatan Maulid Nabi Saw ini sebenarnya tidaklah ada contohnya dari Nabi Muhammad Saw, sebab di adakan jauh setelah baginda nabi Muhammad Saw wafat. Bahkan sebagian kalangan muslimin ada yang tidak memperbolehkannya karena termasuk kedalam kategori bid'ah yakni suatu peribadatan yang baru.

Meskipun ada perbedaan pendapat dari kalangan umat muslim mengenai kegiatan Maulid ini, di negeri Nusantara Indonesia sebagai salah satu negara mayoritas  muslim terbesar di dunia, kegiatan acara Maulid Nabi saw ini masih banyak di gelar dilaksanakan di berbagai penjuru daerah.

Pendapat-pendapat Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Pendapat Pertama 

Berdasarkan catatan sejarah bahwa acara Maulid Nabi ini di adakan pertama kali oleh Raja Irbil (Irak), yang bernama Muzhaffaruddin Al Kaukabri, yang terjadi pada awal abab ke-7 Hijriah. Pada saat itu Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyat dan para ulama di Istananya.

Tiga hari menjelang hari perayaan Sultan Muzhaffar sudah mempersiapkan berbagai macam hidangan, ribuan ekor kambing dan unta di sembelihnya untuk dihidangkan kepada para tamu undangan yang hadir.

Segenap para ulama membenarkan dan menyetujui apa yang di lakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut, dan semua berpandangan baik terhadap perayaan Naulid Nabi yang di adakan untuk yang pertama kalinya.

Para ulama semenjak zaman Al-Muzhaffar hingga sampai sekarang ini, menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi ini sebagai sesuatu yang baik. Adapun para ulama terkemuka dan hafizh hadits yang menyatakan demikian, di antaranya :

1. Al-Hafizh Ibn Dihyah
2. Al-Hafizh Al Iraki
3. Al-Hafizh As Suyuthi
4. Al-Hafizh Al Sakhawi
5. Syekh Ibnu Hajar Al Haitami
6. Al-Imam An Nawawi
7. Al-Imam Al Izz Ibn Abdu Al Salam
8. Syekh Muhammad Bakhit Al Muthi'i (mantan Mufti Mesir)
9. Syeikh Musthafa Naja (mantan Mufti Beirut Lubnan)

Imam As-Suyuthi menulis sebuah buku dengan judul Husn Al Maqsid Fi Amal Al Maulid, atas dasar itulah perayaan Maulid Nabi Muhammad saw di rayakan pada bulan Rabiul Awwal dan dilaksanakan oleh sebagian muslim di seluruh dunia.

Ahli sejarah seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Katsir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh As Suyuthi dan lainnya semua sepakat menyatakan bahwa perayaan pertama kalinya acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di adakan oleh Sultan Al-Muzhaffar seorang Sultan di negara Babilonia (Irak).

2. Pendapat Kedua

Mengatakan bahwa Sultan Shalahuddin Al Ayyubi merupakan orang yang pertama kali mengadakan acara Maulid Nabi Saw ini. Pada zaman Dinasti Ayyubiyah berkuasa, pada saat itu kaum muslimin tengah menghadapi peperangan dengan tentara Salib, karena terlalu lamanya peperangan tersebut kaum muslimin mengalami kelelahan baik dari segi fisik maupun kelelahan semangat juang dari dalam jiwanya. 

Untuk mengatasi rasa kejenuhan itu, maka dengan sigapnya Shalahuddin sebagai seorang khalifah sekaligus sebagai komandan perang, berinisiatif mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad Saw.

Dalam acara tersebut Sultan Shalahuddin Al Ayyubi kemudian membacakan sejarah hidup perjalanan Nabi Muhammad Saw beserta para sahabatnya, dalam membela dan memperjuangkan demi tegakya Agama Islam.

Setelah acara itu diadakan dan semua prajurit mendengar kisah-kisah tentang Nabi Muhammad saw, maka timbulah rasa semangat baru yang dirasakan oleh seluruh tentara kaum muslimin untuk memperjuangkan agama Islam kembali.

3. Pendapat Ketiga

Sumber lain juga mengatakan bahwa perayaan peringatan Maulid Nabi Saw pertama kali dilakukan pada masa Dinasti Fatimiyah, pendapat ini dinyatakan oleh para ahli sejarah, seperti: Al-Maqriziy, Asy Syaikh Bakhit Al Muthi'iy (mufti mesir) dan Asy Syaikh Ali Mahfuzh

Di Indonesia perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw ini di isi dengan bacaan-bacaan seperti Shalawatan, pembacaan Syair Barzanji serta di isi dengan pengajian-pengajian tabligh akbar.

Belum ada keterangan yang pasti tentang tepatnya tanggal kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW

Demikian bahasan singkat tentang sejarah peringatan Maulid nabi Muhammad Saw. Cara berfikir yang positif kadang dapat membawa pada suatu nilai kebaikan. Wallaahu A'lam.

Post a Comment for "Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW"