Menghadapi Anak-anak Nakal, Bandel dan Kurang Ajar di Sekolah

Saat ini para guru tidak lagi dapat melakukan tugasnya secara penuh sebagai pendidik yang di sandangnya itu, sebab undang-undang yang berkaitan dengan adanya tindakan kekerasan baik fisik maupun perbal juga turut memasuki bahkan menjerat lini pendidikan di sekolah. 


Dengan adanya Undang-Undang HAM, menjadikan guru hanya sebatas menyampaikan materi pembelajaran tidak kurang dan lebih, ya hanya sebatas itu saja, karena bilamanapun seorang guru akan menindak siswa yang suka bolos, terlibat kenakalan dan bersikap kurang ajar terhadap guru, maka guru tersebut akan menghadapi proses hukum.

Beberapa Realitas yang Dihadapi Guru di Sekolah

Berikut ini akan kita temukan beberapa realitas kenyataan atau fakta-fakta yang dihadapi guru di sekolah, diantaranya sebagai berikut:

1. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan peraturan baru, bahwa sekarang ini sekolah tidak boleh lagi ada yang namanya anak tinggal kelas dan tidak lulus, maka mau tidak mau, suka tidak suka semua siswa harus dinaikkan dan di luluskan apapun kondisinya.

2. Karena sekarang sudah zamannya era teknologi informasi dan komunikasi, maka hampir seluruh siswa memiliki alat komunikasi smartphone. Digunakan untuk apa dan melihat apa mereka di hapenya siapa yang tahu, maka tak mengherankan jika saat ini ada anak-anak siswa yang teracuni pikirannya terus berbicara kurang pantas terhadap guru.

3. Kurangnya kepedulian dan pengawasan orang tuanya terhadap kesehatan mental dan keselamatan anak-anaknya, hal ini bisa dibuktikan dengan pemberian fasilitas seperti Hand Phone dengan fitur-fitur yang seharusnya belum layak digunakan oleh anak-anak dibawah umur dan kendaraan yang padahal belum di anjurkan untuk di gunakan oleh anak-anak.

4. Tidak adanya keseimbangan antara gaji dan tugas sebagai guru. Indonesia merupakan negara yang konon disebut sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya, jika memang demikian lalu kenapa perhatiannya kok kecil terhadap para pemangku pendidikan di negaranya. Padahal semuanya sudah tahu, maju mundurnya suatu negara tergantung pada pola pendidikannya.

Sikap Guru dan Sekolah Menghadapi Anak-anak Bermasalah di Sekolah

Untuk menghadapi peserta didik di sekolah yang keluar dari jalur adab, etika dan kesopanan dalam tatanan norma kehidupan sosial, diantaranya sebagai berikut:

1. Biarkan dan abaikan murid-murid yang berpotensi membuat masalah, apalagi jika upah, honor atau gaji tidak sebanding dengan tugasnya itu, kecuali jika misalnya dibayar 10-20 juta per bulan, baru sebisa mungkin guru akan amanah dan akan menangani dengan serius para peserta didik yang bermasalah itu. Tapi kalo hanya dibayar 200 ribu perbulan dan harus menjadikan para murid menjadi siswa yang unggul mana mungkin bisa terjadi.

2. Fokus saja terhadap siswa yang masih mau belajar dan mau di didik dengan benar. Jangan habiskan energi sia-sia. Bahkan seorang Nabi Rasul sekalipun tidak bertanggung jawab untuk memastikan seluruh manusia agar taat kepada Tuhannya. Para Nabi dan Rasul hanya bertugas menyampaikan tapi tidak bisa memaksakan.

3. Kehidupan ini hanya sebentar yakini itu, guru juga manusia ia berhak merasakan bahagia dalam waktu yang sebentar ini. Masalah adalah ujian dan perubahan yang terjadi pada diri seseorang datangnya hanyalah dari Tuhan semata bukan dari tangan ciptaannya.

4. Upaya tindak lanjut yang wajib dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan pihak orang tua siswa dan menjelaskan kedudukan masing-masing yakni bagaimanan kedudukan sebagai guru di sekolah dan bagaimana kedudukan sebagai orang tua di rumah.

5. Upaya yang terakhir adalah mengembalikan lagi siswa yang bermasalah kepada orang tuanya, jika memang sudah tidak ada lagi cara terbaik yang bisa dilakukan, seorang guru juga bukanlah seorang sang maha bisa segalanya, semua memiliki batas kemampuan.

Tips Mengatasi Kenakalan Siswa di Sekolah

Berikut adalah beberapa tips yang cukup efektif untuk mengatasi kenakalan siswa di sekolah yang bisa dicoba untuk diterapkan, diantaranya:

1. Penanaman Dasar Pendidikan Agama

Tidak ada pelajaran yang lebih penting daripada pelajaran agama, Allah swt melalui para utusannya telah menyampaikan untuk umat manusia berbagai macam ajaran dan syariat yang harus dilaksanakan untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Ajaran yang telah Allah turunkan itu meliputi seluruh unsur kehidupan manusia, yang paling inti dari semua ajaran agama itu ialah dalam rangka memperbaiki akhlak manusia. Yakni memperbaiki akhlak manusia dengan Tuhan (Allah) dan memperbaiki akhlak manusia dengan sesamanya.

Bimbingan agama harian, bisa dilakukan dipagi hari sebelum peserta didik masuk kelas, dengan secara bergiliran semua pendidik harus menyampaikan tentang pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan dimasa sekarang dan untuk masa yang akan datang (hari akhir).

2. Buat Surat Perjanjian dengan Orang Tua Siswa

Dalam masa penerimaan peserta didik baru PPDB tahun ajaran baru merupakan kesempatan yang baik untuk pihak sekolah untuk memberitahukan semua hal yang ada di sekolah terutama yang berkaitan dengan aturan tata tertib yang ada di sekolah.

Buatlah surat perjanjian dengan orang tua siswa, bahwa jika suatu waktu terjadi penerapan tata tertib untuk peserta didik dan menimpa peserta didik dalam rangka penegakan kedisiplinan siswa di sekolah, pihak orang tua sudah menyetujuinya dan tidak memperkarakan hal tersebut ke meja hukum.

3. Buat Surat Perjanjian dengan Peserta Didik

Untuk peserta didik tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, pada usia tersebut biasanya mereka sudah bisa memahami dan mengenali mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan buruk. Maka membuat surat perjanjian dengan peserta didik bisa dilakukan.

Anak yang sudah membuat surat perjanjian, jika mereka menerima sanksi akibat kesalahannya, maka biasanya dengan sendirinya mereka menyadari perbuatan salahnya dan mau menerima sanksi yang diberikan sebagai akibat dari kesalahannya itu.

4. Berikan Sanksi yang Bermanfaat

Pemberian sanksi yang kurang bermanfaat akan cenderung menekan kondisi kejiwaan siswa dan malah akan menimbulkan pemberontakan dari dalam jiwanya. Biasanya peserta didik akan melakukan perbuatan salahnya itu berulang-ulang.

Untuk anda yang kebetulan saat ini menjadi pendidik dan tenaga kependidikan, berikut ini merupakan macam-macam pemberian sanksi yang positif dan cukup efektif yang bisa diberikan, antara lain dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Membersihkan toilet
b. Membersihkan lantai
c. Membersihkan halaman dan taman
d. Membaca Al-Quran

Pemberian sanksi seperti yang terdapat dalam daftar di atas tersebut, merupakan kegiatan contoh pemberian sanksi yang lebih bermanfaat untuk diberikan. Cara ini cukup efektif diberikan pada peserta didik dan akan lebih menanamkan rasa kecintaan pada tempat dimana mereka belajar.

5. Bekerjasama dengan Orang Tua Siswa

Kerjasama antara pendidik dengan pihak keluarga siswa sangatlah penting dilakukan, dengan ini akan terjalin kebersamaan dalam mendidik anak. Karena sebenarnya yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak itu adalah orang tua siswa bukan sekolah.

Pihak pendidik dan orang tua jangan sungkan-sungkan untuk menyampaikan kekurangan masing-masing dalam mendidik anak didik, hal yang tidak bisa diberikan di sekolah haruslah diberikan oleh pihak orang tua sebagai pihak yang lebih bertanggung jawab atas kehidupan sang anak.

6. Berdo'alah Kepada Tuhan YME

Tiada daya dan upaya yang dapat dilakukan karena semua permasalahan yang terjadi semuanya atas izin-Nya, berdoa merupakan upaya yang jarang dilakukan bahkan terlupakan. Maka doakan peserta didik agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah agar mampu berbakti kepada orang tuanya.

Mendidik dan menjadikan anak sholeh dan sholehah dan berbakti kepada kedua orangtuanya, merupakan garis akhir dari semua rangkaian kegiatan pembelajaran yang disampaikan di sekolah, karena ia ibarat sebuah pohon yang sudah berbuah dan dapat dinikmati hasilnya.

Penutup

Memperbaiki kerusakan akhlak pada anak sepenuhnya adalah tanggung jawab orang tua bukan ditanggung semuanya oleh guru. Sekolah hanyalah fasilitator dan legalitas formal untuk memberikan tanda bahwa seorang anak itu telah menuntaskan pendidikannya di lembaga tertentu.

Jangan habiskan energi untuk anak-anak yang kelihatanya sudah tidak mau berubah apalagi sikap dari orang tuanya juga sudah tidak memperdulikan kondisi mental dan keselamatan anaknya dan mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri dan hanya mementingkan yang penting anaknya naik kelas, lulus dan mendapatkan sertifikat Ijazah tanpa tahu menahu perihal kemampuan anak yang sebenarnya.

Post a Comment for "Menghadapi Anak-anak Nakal, Bandel dan Kurang Ajar di Sekolah"