Sejarah Masjidil Aqsa dan Nilai Pentingnya Bagi Umat Islam
Table of Contents
Masjidil Aqsha merupakan sebuah bangunan paling bersejarah yang berdiri di atas muka bumi ini tepatnya di atas bumi negeri Palestina, yang menjadi simbol perjuangan berbagai agama samawi terutama untuk agama Islam, sebab Masjidil Aqsha adalah arah Kiblat pertama bagi umat muslim.
Agama Islam disebut dengan agama Samawi, karena ajaran agama ini lahir atas dasar petunjuk dari Allah Swt yakni datangnya dari langit. Namun seiring masanya, Allah swt telah menyempurnakan agama-Nya yaitu dengan agama Islam dan arah kiblatnya menjadi Masjidil Haram yang ada di Mekkah.
Secara harfiah Masjid al-Aqsha dapat di artikan sebagai masjid terjauh, sedangkan dua nama lainnya disebut Baitul Maqdis (Bait Suci) dan al-Haram Asy Syarif yang berarti tanah suci yang mulia. Merupakan sebuah kompleks yang luasnya 144.000 meter persegi yang ada di kota Yerussalem.
Area lokasi ini merupakan tempat yang disucikan oleh 3 (tiga) agama yaitu : Islam, Yahudi dan Kristen. Orang-orang sering keliru dengan Jami' al-Aqsha (masjid al-Qibli), padahal Jami Al Aqsha adalah masjid yang berkubah biru yang menjadi bagian dari komplek masjid Al Aqsha sebelah selatan.
Masjid al-Aqsha merupakan nama dari kompleks tersebut, yang didalamnya terdiri dari Jami al-Aqsha dan (bangunan berkubah biru) dan juga kubah Shakhrah yaitu bangunan yang berkubah emas dan ada juga pelbagai tempat situs-situ lainnya.
Berdirinya Masjid Al-Aqsha
Masjid Al-Aqsha merupakan tempat suci ketiga bagi umat muslim setelah Masjid al-Haram yang berada di Mekkah, dan masjid Nabawi yang berada di Madinah. Dalam sudut pandang kepercayaan umat Islam bahwa Masjid Al Aqsha adalah tempat ibadah yang tertua di dunia setelah Masjid al-Haram.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Al-Ghifari dari Imam Muslim, yang berbunyi :
Saya bertanya kepada Rasulullah saw, mengenai masjid yang mula-mula dibangun di atas bumi ini.
Rasulullah saw menjawab : Masjid al-Haram
Saya bertanya : Kemudian masjid mana?
Rasulullah saw menjawab : Masjid al-Aqsha
Saya bertanya : Berapa jarak waktu antara keduanya?
Rasulullah saw menjawab : Empat puluh tahun, kemudian seluruh bumi Allah adalah tempat sujud bagimu, maka dimanapun kamu mendapati waktu shalat, maka shalatlah.
Setelah Yerussalem di rebut kembali oleh umat Islam pada tahun 638, keadaan Masjid al-Aqsha dalam keadaan berupa puing-puing dan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Umar bin Khattab yang saat itu menjadi khalifah memerintahkan supaya melakukan pembersihan.
Kemudian Umar bin Khattab juga memberikan akses jalan bagi umat Yahudi ke kompleks Masjid Al Aqsha. Lalu Umar bin Khattab menjadikan kompleks Masjid Al Aqsha menjadi pusat wilayah muslim di Yerusalem karena umat kristen sudah meninggalkan daerah tersebut.
Selanjutnya masa (Dinasti Umayyah) pemerintah muslim mendirikan beberapa bangunan untuk menghindari daripada mengganggu umat Kristen yang ada di wilayah Yerussalem, bangunan tersebut berada di atas puing-puing bangunan masjid Al Aqsha yang lama.
Bangunan yang dibangun di antaranya Masjid Jami' al-Aqsha yang ada di bagian selatan kawasan kompleks, lalu batu pondasi yang ada di tengah-tengah kompleks ditutup dengan bangunan Kubah Shakhrah yang di artikan sebagai kubah Batu.
Dalam sebuah keterangan lain, dari Maemunah binti Sa'ad dalam hadits tentang keutamaan berziarah ke Masjid al-Aqsha menyebutkan, bahwa:
"Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis. Nabi saw bersabda : Tempat di kumpulkannya dan di sebarkannya manusia. Maka datangilah ia dan shalat di dalamnya, karena shalat didalamnya seperti shalat 1000 rakaat di selainnya.
Maemunah berkata lagi : Bagaimana jika aku tidak bisa, maka berikanlah minyak untuk penerangannya, barang siapa memberikannya maka seolah ia mendatanginya".
Para Nabi yang memiliki keterkaitan dan juga sebagai tokoh-tokoh penting dengan Masjid Al Aqsha, di antaranya:
- Nabi Ibrahim alaihissalam
- Nabi Dawud alaihissalam
- Nabi Sulaiman alaihissalam
- Nabi Zakariya alaihissalam
- Nabi Yahya alaihisslama
- Siti Maryam (ibunda Nabi Isa)
- Nabi Isa alaihissalam
Masjidil Aqsho adalah saksi sejarah peradaban umat manusia dari sejak berdirinya hingga sekarang.
Nilai Penting Masjid-Al Aqsha Bagi Umat Islam
Bagi umat Islam, Masjid al Aqsha sangat memiliki nilai sejarah apalagi bagi umat Islam, yang mana dari masjid inilah Nabi Muhammad saw di angkat ke langit pada saat terjadinya peristiwa Isra' Mi'raj.
Dengan terjadinya peristiwa ini sebagai awal turunnya perintah dari Allah swt kepada seluruh umat Islam agar menjalankan ibadah shalat lima waktu setiap harinya. Peristiwa ini terdapat dalam al-Quran, berbunyi:
Artinya: Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya. Agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi maha Mengetahui. (Qs. Al Israa ayat 1)
Masjid al-Aqsha merupakan sebagai kiblat pertama bagi umat Islam dan setelah tujuh belas bulan setelah proses hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 624 masehi. Kemudian di alihkan ke Ka'bah Masjidil Haram.
Perpindahan arah Kiblat menurut Allamah Thabathabai, Allah telah menyiapkan umat Islam untuk perpindahan arah kiblat tersebut. Pertama tama dengan mengungkapkan kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (putranya), doa-doa mereka untuk Kabah dan kota Mekkah.
Serta perintah untuk dibersihkannya untuk tempat beribadah kepada Allah, kemudian diturunkanlah ayat al-Quran yang memerintahkan agar umat Islam untuk menghadap ke arah Masjidil Al Haram dalam ibadah shalat mereka (umat Islam).
Penjelasan mengenai adanya perintah perpindahan arah kiblat dari Allah kepada Nabi Muhammad saw dan bagi umat Islam terdapat dalam Al Quran surat Al Baqarah yang dimulai dari ayat 142-152
Salah satu bunyi ayat tentang adanya perintah perpindahan arah kiblat dari Masjid Al Aqsha ke Masjid Al Haram, berbunyi :
Artinya : Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Qs. Al Baqarah ayat 144)
Demikianlah pembahasan mengenai sejarah Masjidil Aqsha dan nilai pentingnya bagi umat Islam. Berbagai sumber. Wallaahu A'lam.
Post a Comment