Kisah Nabi Sulaiman dan Dajjal

Table of Contents

Dadanby - Nabi Sulaiman merupakan seorang raja yang agung sekaligus sebagai seorang utusan yang memiliki banyak keistimewaan serta mukjizat yang Allah telah anugerahkan kepadanya. Beliau adalah seorang raja dunia yang tiada bandingannya, meskipun Nabi Sulaiman mempunyai kedudukan yang tinggi, namun beliau tidak lupa dalam upayanya mengemban misi sebagai Nabi untuk menyampaikan perintah dan larangan dari Allah swt untuk disampaikan terhadap rakyatnya.

Nabi Sulaiman diberikan banyak kelebihan, di antara salah kelebihannya yaitu ia mampu berbicara dengan semua hewan, dan juga dapat mengerti bahasa hewan, bahkan dari kalangan bangsa Jin-pun dapat ia tundukan dan dapat dipekerjakan untuk membantu pekerjaan tugas-tugas kerajaan beliau.

Sedangkan Dajjal merupakan sama-sama makhluk Allah swt yang diberikan banyak kelebihan, namun kelebihannya itu digunakan untuk menyesatkan semua anak manusia supaya berpaling kepadanya karena sudah menganggap bahwa dirinya adalah sebagai Tuhan.

Dimasa akhir hayat Nabi sulaiman menjelang, Allah swt memberikan penglihatan jauh ke masa depan kepada Nabi Sulaiman saat beliau jatuh sakit, bahwa Nabi Sulaiman melihat ada sesosok jasad tengah duduk di atas tahta singgasananya.

Siapakah sebenarnya jasad yang dimaksud yang menduduki di atas singgasana Nabi Sulaiman tersebut? 

Masa Berdirinya Kerajaan Nabi Sulaiman As

Nabi Sulaiman Alaihissalam adalah putra dari seorang Nabi pula yang bernama Daud. Nabi Daud merupakan seorang raja dari kalangan bangsa Israel yang letak kerajaannya terletak di kawasan Al Quds negeri Palestina sekarang. Dari sejak kecil kecerdasan dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman sudah nampak terlihat, dan sering membantu ayahnya (Nabi Daud) dalam menyelesaikan masalah-masalah yang di alami rakyatnya.

Setelah cukup dewasa dalam usia, maka ketika ayahnya (Nabi Daud) meninggal dunia, ia menggantikan kedudukan ayahnya menjadi raja untuk kerajaan Israel. Nabi Sulaiman tidak hanya menjadi raja bagi kalangan manusia saja, akan tetapi ia pun berkuasa atas makhluk halus seperti Jin serta binatang. Allah berikan hikmah kepadanya mampu berbicara dengan bahasa binatang.

Kerajaan Nabi Sulaiman merupakan kerajaan yang tiada bandingannya dengan kerajaan manapun di dunia ini, karena beliau satu-satunya Raja yang diberikan kemampuan mengerti bahasa binatang serta dapat memerintahkan makhluk seperti Jin untuk bekerja membantu pekerjaan-pekerjaan yang mustahil dikerjakan oleh manusia, dan makhluk Jin ini dengan izin Allah swt dapat diperintah oleh Nabi Sulaiman.

Makhluk dari golongan Jin yang ia perintah adalah termasuk dari golongan Syaitan, dan sebagaimana kita tahu bahwa syaitan merupakan musuh yang nyata bagi umat manusia. Syaitan-syaitan ini merupakan para ahli bangunan dan penyelam, dengan kata lain mereka adalah ahli dalam kontruksi bangunan dan penyelaman kedalam dasar lautan. Qs. Shaad ayat 37.

وَٱلشَّيَٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٖ وَغَوَّاصٖ ٣٧

Artinya : dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam. (Qs. Shaad : 37)

Nabi Sulaiman juga dapat menundukkan angin, artinya ketika ia mau bepergian maka angin itu akan membawanya sesuai dengan yang di kehendakinya, Qs. Shaad ayat 36. Nabi Sulaiman juga mampu memindahkan sebuah istana kerajaan Ratu Bilqis ke hadapannya dengan bantuan dari seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab, maka dengan sekejap mata istana itupun sudah ada di hadapan baginda Sulaiman.

Nabi Sulaiman Mengadakan SIDAK (Inspeksi mendadak)

Pada suatu ketika Nabi Sulaiman mengadakan upacara atau apel untuk seluruh tentaranya termasuk juga dari golongan Jin, setan, binatang dan manusia semuanya diperintahkan untuk segera berkumpul menghadap kepada baginda Raja Sulaiman. Kala itu semuanya ikut hadir terkecuali seekor burung, burung itu bernama Hud-Hud.

Nabi Sulaiman berkata: Kenapa burung Hud-Hud terlambat datang, sungguh kalau tidak bisa memberi alasan yang jelas atas keterlambatannya itu, sebagai hukumannya saya akan menyembelihnya. Tidak berapa lama burung Hud-Hud datang menghadap dan bersujud dihadapan baginda Raja Sulaiman.

Burung Hud-Hud berkata : Ampunilah hamba atas keterlambatan ini Tuanku, hamba memang terlambat, akan tetapi hamba membawa kabar berita yang amat penting. Burung Hud-Hud menceritakan beritanya bahwa di negeri Saba hiduplah seorang ratu yang bernama Bilqis. Ia mempunyai singgasana yang agung, kerajaannya luas dan rakyatnya hidup makmur.

Akan tetapi sayang mereka itu tidak menyembah Allas swt, mereka tersesat sehingga mereka malah menyembah kepada matahari. Nabi Sulaiman berkata : Ya, aku mempercayai kabar berita yang kau bawa itu, akan tetapi aku akan menyelidiki kebenaran tentang beritamu itu. Bawalah suratku kepada Ratu Bilqis dan kalau sudah diterima bersembunyilah kamu dicelah-celah jendela lalu dengarkanlah apa yang akan dilakukan Ratu Bilqis.

Burung Hud-Hud Mengantarkan Surat ke Negeri Saba

Setelah Nabi Sulaiman memberikan surat untuk disampaikan kepada Ratu Bilqis, maka burung Hud-Hud terbang kembali ke negeri Saba. Ia menyerahkan surat itu kepada Ratu Bilqis kemudian bersembunyi didekat celah jendela.

Ratu Bilqis kemudian membaca surat itu, yang isinya antara lain: Surat ini datang dari Sulaiman dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang janganlah kamu berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang yang berserah diri.

Setelah selesai membaca surat itu, lalu Ratu Bilqis memanggil para punggawa dan para penasihatnya untuk segera bermusyawarah mengenai surat itu. Ratu Bilqis tidak menginginkan peperangan karena ia berpikir bahwa peperangan hanya akan merusak keindahan Istana dan merugikan rakyat.

Kemudian dalam musyawarah itu diputuskan bahwa Ratu Bilqis akan mengirimkan hadiah kepada Raja Sulaiman melalui para utusannya. berangkatlah para utusan itu ke negeri Palestina dengan membawa berbagai macam hadiah yang mahal-mahal.

Tatkala para utusan itu tiba di Istana Nabi Sulaiman mereka tercengang, ternyata kerajaan Saba tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman as. Ketika itu para utusan hendak menyerahkan hadiah yang mereka bawa namun Nabi Sulaiman menolaknya.

Nabi Sulaiman hanya meminta agar Ratu Bilqis memeluk agama Islam dan segera meninggalkan penyembahan terhadap matahari, kalau menurut maka kerajaan Saba akan selamat tapi kalau membangkang maka Raja Sulaiman akan mengirimkan bala tentaranya yang tidak mungkin dapat dilawan.

Setelah selesai pembicaraan dengan Raja Sulaiman, para utusan segera kembali lagi ke negeri Saba dan menceritakan apa-apa yang mereka lihat tentang kerajaan Nabi Sulaiman yang ternyata lebih megah daripada kerajaan mereka. Setelah mendengar laporan para utusan itu Ratu Bilqis berniat akan datang memenuhi perintah Raja Sulaiman.

Menyerahnya Kerajaan Saba Kepada Nabi Sulaiman As

Ratu Bilqis beserta ribuan pasukannya datang menemui Nabi Sulaiman ke negeri Palestina, setelah tiba ia pun tercengang merasa tidak habis pikir betapa megahnya kerajaan Nabi Sulaiman. Ratu Bilqis merasa tersipu malu ingat mengenai soal para utusan yang ia perintahkan membawa hadiah untuk diberikan kepada Raja Sulaiman.

Tak hanya itu Ratu Bilqis juga heran bahwa tahta kerajaannya sudah tiba datang mendahuluinya. Nabi Sulaiman berkata : Serupa inikah tahta kerajaanmu. Ratu Bilqis menjawab Ya, itu seperti kepunyaanku, lalu Ratu Bilqis memeriksa singgasana tahta kerajaannya, akhirnya ia yakin bahwa tahta itu memang miliknya sendiri meski sudah ada sedikit perubahan warna.

Dalam hati Ratu Bilqis bertambah yakin bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi, yang dikaruniai mukjizat dan kemampuan sehingga mampu memindahkan tahta kerajaannya dalam waktu yang singkat. Tahta kerajaan Ratu Bilqis itu dipindahkan oleh anak buah Raja Sulaiman yang bernama Ashif bin Barkiya.

Ashif bin Barkiya merupakan orang yang memiliki ilmu serta hikmah, kemampuannya memindahkan tahta kerajaan Ratu Bilqis lebih cepat ketimbang Jin Ifrit yang menjanjikan tahta kerajaan itu pindah sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Ashif bin Barkiya ternyata mampu memindahkan tahta raja itu hanya dalam waktu satu kedipan mata.

Kemudian Ratu Bilqis berkata : Sesungguhnya saya telah mengetahui kekuasaan Allah dan kebenaran kenabianmu sebelum kejadian ini, yakni tatkala datang burung Hud-Hud membawa surat darimu maka sejak saat itulah kami beriman.

Yang masih menghalangi kami untuk menyatakan keimanan kami adalah disebabkan kami masih hidup ditengah-tengah kaum yang sudah mendalam tingkat kekufurannya, hal itulah yang membuat kami masih menyembunyikan keimanan kami hingga saat ini.

Mendengar cerita itu Nabi Sulaiman tersenyum, lalu mempersilahkan Ratu Bilqis untuk memasuki Istananya. Ratu Bilqis mengira ia di ajak masuk ke aliran sungai maka iapun menyingkapkan kainnya sehingga tampaklah betis kakinya.

Nabi Sulaiman segera memberitahukan bahwa itu bukanlah sungai tetapi lantai yang terbuat dari kaca putih yang tipis, lalu Ratu Bilqis tersipu malu dengan serta merta ia bersujud dan menyatakan keimanannya kepada Allah swt dan berkata :
Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat dzalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan sekalian Alam. 
Dengan adanya peristiwa dari mulainya berita yang dibawa oleh burung Hud-Hud yang menyebabkan bertemunya Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis, Akhirnya Ratu Bilqis menikah dengan Nabi Sulaiman dan hidup berbahagia sampai akhir hayat ajal menjemputnya.

Masa Berakhirnya Kerajaan Nabi Sulaiman As

Kemudian tatkala kerajaannya dalam masa kejayaannya, Allah swt mengujinya dengan sebuah ujian sakit yang melemahkan tubuhnya, yang menurut para ahli tafsir disebutkan bahwa kepada Nabi Sulaiman diperlihatkan kepadanya masa-masa yang akan datang setelah kematiannya, bahwa di atas kursinya atau singgasananya ada jasad lain yang mendudukinya. Qs. Shaad ayat 34.

وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيۡمَٰنَ وَأَلۡقَيۡنَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ثُمَّ أَنَابَ ٣٤

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. (Qs. Shaad : 34)

Nabi Sulaiman Alaihissalam meninggal tidak seperti meninggalnya orang pada umumnya, beliau meninggal dalam keadaan sambil duduk di atas kursinya dengan memegang tongkatnya sambil mengawasi para Jin yang sedang bekerja, sedangkan para jin itu tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman sudah meninggal. 

Kematian Nabi Sulaiman As, tercantum dalam Qs. Saba ayat 14, berikut ini.

فَلَمَّا قَضَيۡنَا عَلَيۡهِ ٱلۡمَوۡتَ مَا دَلَّهُمۡ عَلَىٰ مَوۡتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلۡأَرۡضِ تَأۡكُلُ مِنسَأَتَهُۥۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلۡجِنُّ أَن لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ٱلۡغَيۡبَ مَا لَبِثُواْ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلۡمُهِينِ ١٤

Artinya : Maka tatkala kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah Jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. (Qs. Saba ayat 14)

Hubungan Kisah Nabi Sulaiman Dengan Dajjal

Hubungan antara Nabi Sulaiman dengan Dajjal adalah seperti yang sudah disinggung di atas bahwa saat beliau sedang sakit ia dapat melihat ada jasad yang sedang duduk di atas singgasananya yang tidak lain bahwa yang sedang duduk di atas singgasananya itu adalah Dajjal.

Dalam menguraikan tentang apa hubungannya Nabi Sulaiman dan Dajjal dengan akhir zaman? Pembahasan ini diperlukan referensi-referensi rujukan yang jelas dan untuk bahasan kali ini, ini hanya sebagian dari bahasan secara garis besarnya saja. Kemampuan dan ilmu pengetahuan penulis belum sampai ketahap sedalam itu.

Kisah Nabi Sulaiman dan hubungannya dengan Dajjal di akhir zaman ini di awali dari ketika Nabi Sulaiman Alaihissalam Allah uji dengan rasa sakit yang melemahkan tubuhnya, Qs. Shaad ayat 34. 

وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيۡمَٰنَ وَأَلۡقَيۡنَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ثُمَّ أَنَابَ ٣٤

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. (Qs. Shaad ayat 34)

Para ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ujian ini ialah keberantakannya kerajaan Nabi Sulaiman sehingga ada orang lain duduk di atas singgasananya atau tahta kerajaannya, diperlihatkan kepadanya ada jasad yang menduduki kursi atau tahta singgasananya.

Jasad yang duduk di atas singgasana kerajaannya yang dimaksud menurut pendapat ahli tafsir (Syeikh Imron Hosein) ialah Dajjal. Makhluk Dajjal sebagaimana yang kita tahu bahwa dia adalah makhluk yang sangat perlu diwaspadai karena fitnahnya yang sangat besar yang akan muncul nanti di akhir zaman. Rasulullah saw telah mengabarkan sejak 1400 tahun silam tentang akan munculnya sosok makhluk Dajjal tersebut di akhir zaman nanti.

Karena rasa kekhawatiran inilah maka Nabi Sulaiman as. Berdo'a :

قَالَ رَبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلۡكٗا لَّا يَنۢبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ ٣٥

Ia berkata : "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Qs. Shaad ayat 35)

Sebagaimana yang sudah di ceritakan di atas bahwa ketika Nabi Sulaiman Alaihissalam meninggal dunia beliau dalam keadaan duduk di atas kursi sambil memegang tongkatnya, sedangkan para syaitan-syaitan dari golongan Jin ini tidak mengetahuinya sehingga mereka terus saja bekerja.

Menurut pendapat Syeikh Imron Hosein bahwa sebagian para syaitan-syaitan dari golongan bangsa Jin ini masih bekerja sampai saat sekarang ini, karena belum mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal. Untuk memahami hal ini diperlukan pemahaman ilmu yang cukup, karena bila dipikirkan secara sepintas hal ini hanya akan menjadi cerita yang biasa saja ketika dibaca dan didengar. 

Karena pemahaman pemikiran kita sebagai manusia saat ini beranggapan bahwa semua tekhnologi dan kontruksi bangunan yang ada saat ini adalah hasil dari buah karya pemikiran dari makhluk manusia tanpa merasa ada campur tangan dari makhluk yang lainnya. 

Allah Swt berfirman dalam al-Quran,

يَعۡمَلُونَ لَهُۥ مَا يَشَآءُ مِن مَّحَٰرِيبَ وَتَمَٰثِيلَ وَجِفَانٖ كَٱلۡجَوَابِ وَقُدُورٖ رَّاسِيَٰتٍۚ ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكۡرٗاۚ وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ ١٣

Artinya : Para Jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih. (Qs. Saba ayat 13)

Berdasarkan ayat di atas sudah sangat jelas bahwa para Jin itu mampu bekerja membuat hal-hal yang manusia bisa kerjakan bahkan melebihi manusia, mereka mampu membuat bangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ketika Allah swt menyebutkan kata tinggi, kata itu akan berbeda dengan ukuran tinggi menurut ukuran kita sebagai manusia.

Sebagai contoh Allah swt menyebutkan bahwa perjalanan Malaikat dari bumi ke atas Arsy untuk menghadap Allah diperlukan waktu hanya 24 jam, namun ternyata ukuran itu sama dengan 1000 tahun menurut ukuran manusia.

Saat ini kita melihat di tanah Arab Saudi, khususnya di Makkah sudah berderet bangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi, salah satu namanya adalah menara Abraj Al Bait, bahkan ketinggiannya hampir menutupi bangunan Masjidil Haram akibat tertutupi oleh bayangan bangunannya itu.

Sedangkan di atasnya ada sebuah simbol seperti bulan sabit, namun menurut para Ulama ahli tafsir mengatakan bahwa itu merupakan simbol dari tanduk setan.

Di tempat lainpun di katakan bahwa saat ini negara Israel tengah mempersiapkan untuk membangun kembali sebuah istana di atas tanah yang dulunya di perkirakan menjadi tempat istananya kerajaan Nabi Daud Alaihissalam yaitu di atas daerah Al-Quds, sebagaimana yang kita ketahui bahwa rencana pembangunan kembali istana kerajaan itu berada di komplek Masjidil Aqsa, tentunya hal ini akan menjadi masalah yang berkepanjangan.

Munculnya bukti-bukti yang mengarah bahwa syaitan-syaitan itu ikut serta dalam proses membangun peradaban kehidupan manusia di dunia ini, akan terlihat bagi mereka yang punya keyakinan terhadap ayat-ayat Allah swt, dan hal-hal tersebut akan menjadi berbagai macam bukti bahwa kehidupan dunia ini sedang menuju ke jalan terakhirnya.

Menurut Al-Quran surat An-Nas ayat ke 6, bahwa syaitan itu terbagi dari dua jenis makhluk. pertama syaitan dari golongan jin, yang kedua syaitan dari golongan manusia. Untuk mendalami isi daripada kandungan tafsiran ayat dari surat An-Nas ini akan dibutuhkan ahli tafsir yang mumpuni dibidangnya.

Untuk menggali lebih dalam mengenai ciri-ciri yang dapat dikategorikan sebagai syaitan, terlebih lagi agar kita dapat mengetahui tentang karakter-karakter manusia yang termasuk kedalam kategori syaitan dari golongan umat manusia khususnya.

Demikian pembahasan mengenai kisah nabi Sulaiman dan Dajjal, serta hubungannya dengan akhir zaman. Yang benar hanya dari Allah swt yang salah itu dari keawaman penulis, semoga ada hikmah dan manfaatnya.

Dari berbagai sumber, Wallaahu a'lam.
Dan's
Dan's العِلْمُ صَيْدٌ وَ الْكِتَابَةُ قَيْدُهُ